Rabu, 13 Mei 2015

NKRI HARGA MATI BUKAN NKRI HARGA BERAPA

 Jakarta adalah pusat perhatian Dunia untuk Indonesia disamping Bali dan Batam. Karena 3 KOTA BESAR ini yang memiliki titik titik kepentingan INTERNASIONAL. Bali Pariwisata NKRI, Batam Industri NKRI dan Jakarta Perdagangan NKRI ini TEMA BESAR yang harus dikuasai oleh para GUBENUR di 3 kawasan STRATEGIS INI. Jadi pola berfikir ke 3 orang Gubenur di 3 Kawasan tersebut harus berwawasan NASIONAL dan Bukan Kampungan. Sehingga Program Program yang diandalkan adalah IVEN  IVEN atau SEKALA PROGRAM INTERNASIONAL bukan kampungan. Kalau GUBENUR di 3 Kawasan tersebut sibuk dengan urusan KAMPUNGAN, maka RUGI NKRI, artinya Kawasan Perhatian Internasional hanya digunakan untuk permainan KAMPUNGAN. Seperti Jakarta, buat apa GUBERNUR mengurusi sampah, Kampung Kumuh, Makanan Tradisional, Kluyuran ke kampung kampung, mengurusi kepala Desa RT RW dan urusan kecil kecil kelas Tempe. Inilah kalau Pemimpin hanya berjualan Iklan Politik, Rakyat Miskin dan Kumuh jadi icon untuk popularitasnya seperti barang dagangan lalu membayar media utk diulang ulang. Rakyat Jakarta dijadikan ladang permainan Politik Presiden. JOKOWI  Gubernur Dki AHOK harus berfikir Indonesia dan Paham Jakarta adalah Kota Perdagangan Internasional, jadi Potensi NKRI sekala Internasional harus diangkat di Jakarta untuk menjadi Bahan Jualan sekala Trilyunan keuntungannya, misal Investasi Tambang, Investasi Resort Manado, Palembang, Investasi Lokasi industri Ternak Raksasa NTT dst. Jadi Gubenur jakarta harus berkolaborasi dengan Gubenur, Bupati, Walikota seluruh indonesia untuk mendatangkan POTENSI INVESTOR SEKALA BESAR, bukan menangani urusan kelas RT RW, Kacau kalau begini Produk Pemimpin kita. Urusan Rumah Kumuh, Samah Kota, Pegawai Camat, Pegawai Kelurahan, Bantuan Miskin, Bantuan kesehatan serahkan saja ke Bupati atau Walikota. Ini Rakyat harus paham cara membaca kualitas Pemimpin, hanya ditontoni pencitraan jualan Rakyat Kecil ujungnya mutu aslinya rendah, dibalik layar hanya jadi produk jualan Partai Politik Merah. nasib Rakyat Jakarta dan Kota Jakarta lama lama seperti mobil esemka dijadikan alat mengejar kekuasaan semata, kemudian menguasai negara, yang sekarang digarong dimana mana, Rakyat Nasional sekarat!. Rusak Negara !

Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang) belakangan ini amat populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia, sebab penyalahgunaan narkoba ini telah merebak ke semua lingkungan, bukan hanya di kalangan anak-anak nakal dan preman tetapi telah memasuki lingkungan kampus dan lingkungan terhormat lainnya. Narkoba saat ini banyak kita jumpai di kalangan remaja dan generasi muda dalam bentuk kapsul, tablet dan tepung seperti ekstasy, pil koplo dan shabu-shabu, bahkan dalam bentuk yang amat sederhana seperti daun ganja yang dijual dalam amplop-amplop. 


Saat ini para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat, penegak hukum dan bahkan semua kalangan telah resah terhadap narkoba ini, sebab generasi muda masa depan bangsa telah banyak terlibat di dalamnya.Akibat leluasannya penjualan narkoba ini, secara umum mengakibatkan timbulnya gangguan mental organik dan pergaulan bebas yang pada gilirannya merusak masa depan bangsa.



DARI sudut psikologi-politik banyak pemimpin yag baik  dan banyak pemimpin yang mencalonkan diri  hasilnya jelek tetapi pemimpin yang dicalonkan rakyat yang lebih baik. Namun, 99,99% pemimpin yang muncul di Indonesia adalah pemimpin yang mencalonkan diri hanya karena kedudukan antara lain punya uang banyak. Celakanya adalah, 99,99% rakyat Indonesia, terutama para pemilih dalam pemilu/pemilukada tidak memahami secara psikolog memilih, terutama psikologi kepribadian. Hasilnya adalah munculnya kurang kepercayaan diri asal nyoblos


Seruan yang mengingatkan setiap warga negara Indonesia untuk senantiasa mendoakan negeri ini agar tidak berhenti memberikan kehidupan turun temurun kepada anak negerinya. Harapan agar generasi penerus kelak akan melanjutkan kedaulatan negeri ini dengan Jiwa dan Raga yang telah terbangun. Bangun jiwa diletakkan lebih dahulu dengan maksud warga negara Indonesia haruslah lebih mengutamakan membangun jiwa kebangsaan, ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat prima, dan menjadi prioritas utama, baru membangun fisik berupa teknologi, infrastruktur, kemapanan hidup masyarakatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar